10 Hidangan Tradisional Bali yang Harus Anda Coba

Budaya Bali adalah budaya yang rumit dan bulat, dimanifestasikan di hampir setiap aspek kehidupan, termasuk makanan. Hidangan tradisional di Bali adalah bagian besar dari tradisinya, beberapa di antaranya hampir setua budaya itu sendiri. Berikut adalah hidangan tradisional untuk dicoba di Bali jika Anda ingin merasakan esensi pulau di piring Anda.

Sate

Sate, atau sate dalam bahasa Indonesia, pada dasarnya adalah irisan daging ayam, kambing, sapi, atau babi yang ditusuk dengan tusuk sate. Ini adalah makanan tradisional yang dapat ditemukan wisatawan di hampir setiap kota di Indonesia. Setiap budaya memiliki variasi dan variasi hidangan klasik ini sendiri. Sate lilit adalah ciptaan khas Bali sendiri, yang direndam dengan santan dan rempah-rempah lainnya. Wisatawan juga akan menikmati sate lilit dalam tongkat, tetapi daging yang diiris dibungkus bukannya ditusuk, dengan demikian nama lilit (bungkus). Saus tambahan adalah opsional, karena sate itu sendiri sudah memiliki kombinasi lezat rasa pedas, gurih, dan manis.

Babi Guling

Babi guling atau babi panggang khas Bali adalah salah satu kesenangan untuk dicoba di Bali. Daging babi hanya bisa dipanggang secara keseluruhan karena akan digulung ( guling ) di atas api, jadi ini awalnya hidangan komunal. Sering disajikan sebagai suguhan selama pertunjukan budaya atau upacara, sekarang babi guling juga dapat dinikmati di lingkungan restoran. Meskipun daging babi segar (sering anak babi) berkontribusi banyak pada juiciness hidangan utama, campuran rempah-rempah tradisional yang diisi dan dilumasi di seluruh daging juga memainkan peran penting dalam membuat babi guling hidangan yang tak terlupakan.

Betutu

Legenda mengatakan bahwa betutu pernah menjadi makanan favorit para raja. Maka, tidak mengherankan bahwa makanan disiapkan sedemikian canggihnya. Ayam atau bebek utuh sering dipilih sebagai bahan utama makanan, yang kemudian diisi dengan campuran rempah-rempah yang rumit termasuk bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, kacang tanah, dan banyak lagi. Persiapan memakan waktu setidaknya delapan jam, sebagian besar dihabiskan untuk memanggang atau mengukus unggas dengan campuran khusus. Namun, rasanya tidak mengkhianati usaha itu, karena proses panjang itu menghasilkan rasa yang kaya dalam setiap gigitan.

Lawar

Lawar dibuat dengan mencampur daging cincang dengan berbagai sayuran hijau dan kelapa parut. Sedangkan untuk dagingnya, pilihannya adalah daging sapi, ayam, bebek, babi, penyu, atau kombinasi dari semuanya. Orang Bali tahu dua jenis lawar: merah dan putih. Lawar merah mendapatkan warna dari darah hewan yang ditambahkan ke campuran, yang menambahkan rasa gurih dan umami tertentu ke seluruh hidangan. Lawar putih, di sisi lain, tidak mengandung darah dan sering menggantikan daging dengan nangka.

Bubur Mengguh

Bubur Mengguh adalah jenis bubur tertentu yang berasal dari Buleleng, Bali. Hidangan gurih ini adalah makanan penting bagi orang Bali karena merupakan salah satu suguhan wajib untuk disajikan di festival atau upacara tradisional. Bubur atasnya dengan campuran cairan yang terbuat dari rempah-rempah, ayam suwir, kacang panggang, dan seledri. Seringkali, bubur mengguh disajikan dengan urab, salad sayuran dengan saus kelapa. Bubur hangat yang baru dimasak mengguh sangat cocok untuk sarapan atau sebagai makanan di hari hujan.

Nasi Jinggo

Meskipun datang dalam porsi kecil, nasi jinggo adalah bagian besar dari kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Mereka mengatakan Anda dapat memasukkan satu porsi nasi jinggo di telapak tangan Anda, dan sepertinya itu benar. Terdiri dari nasi, sayuran, dan lauk dan bumbu yang dibungkus bersama di dalam daun pisang, nasi jinggo adalah alternatif makanan yang terjangkau bagi penduduk lokal maupun turis. Biasanya, pilihan lauk adalah abon ayam, telur, atau mie. Wisatawan dapat menemukan nasi jinggo yang dijual di atas sepeda motor yang diparkir di sisi jalan-jalan utama Bali.

Nasi Tepeng

Nasi tepeng adalah masakan lokal Gianyar, Bali. Meskipun populer dengan nama nasi (nasi) tepeng, teksturnya ada di antara nasi dan bubur. Butir lembek yang lembut dinikmati dengan campuran rempah-rempah dan bumbu khusus, yang memberikan rasa kuat, bersama dengan ayam goreng, telur, nangka, kacang-kacangan, dan terong. Di Gianyar, nasi tepeng adalah sarapan biasa bagi penduduk setempat, dan aromanya yang menggoda di pagi hari adalah suguhan tersendiri.

Urab

Banyak wisatawan akan menemukan makanan khas Bali mereka didominasi oleh daging, terutama daging babi dan ayam. Tetapi orang-orang Bali juga tahu persis cara bekerja sayuran mereka. Urab (juga urap) adalah salad sayuran tradisional dengan saus kelapa. Ini terdiri dari beragam sayuran kukus atau mentah, termasuk kacang hijau, kol, tauge, bayam, dan daun singkong. Anda dapat menikmati urab sendiri atau sebagai lauk. Ini adalah makanan ramah vegetarian yang kaya akan rasa dan nutrisi.

Tum

Wisatawan dan penggemar masakan dapat menemukan tum lezat yang dibungkus rapi dengan daun pisang. Makanannya terdiri dari ayam atau sapi cincang, disatukan dengan rempah-rempah tumbuk dan rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah, cabai, daun salam, jahe, serai, dan banyak lagi. Semuanya disatukan dengan kompak, membuatnya nyaman untuk dimakan sebagai hidangan utama atau makanan ringan saat bepergian.

Sambal Matah

Sambal pedas khas Bali yang lezat ini telah membuat jalannya ke restoran dan rumah tangga dari seluruh Indonesia. Setiap budaya memiliki ciptaan sendiri berbasis bumbu cabai tetapi sambal matah dicintai karena sensasi segar. Bawang merah, bawang putih, dan cabai, yang merupakan bahan umum untuk saus pedas Indonesia, dicincang atau dicampur, memberikan tekstur yang menyenangkan. Rahasia untuk sensasi segar adalah sentuhan daun jeruk dan serai. Sambal matah dapat meningkatkan cita rasa ayam goreng sederhana, daging babi, atau telur.

 

Tinggalkan Komentar Anda