Rabindranath Tagore - dikenal sebagai 'Gurudev' - adalah salah satu tokoh kebangkitan India yang paling dihargai, yang menempatkan India pada peta dunia sastra ketika ia menerima Hadiah Nobel untuk Sastra pada tahun 1913. Seniman yang sangat produktif, Tagore dikenal sebagai penyair. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Tagore juga seorang pelukis berbakat, selain menjadi pembaru sosial, novelis, dramawan, penulis esai, seorang pendidik, dan seorang filsuf.
Hewan dan Komposit
Petualangan artistik Tagore dimulai dengan coretan. Garis-garis dan kata-kata yang dicoret akan mengambil bentuk yang tidak direncanakan dan tidak disengaja, didorong oleh keputusan intuitif, biasanya muncul dari ingatan akan seni dan benda-benda yang dilihatnya di museum dan buku. Sebagian besar dari mereka mewakili binatang tetapi jarang yang kita kenal dalam kenyataan; lebih sering orat-oretnya menggambarkan apa yang ia gambarkan sebagai "hewan yang kemungkinan besar yang telah kehilangan kesempatan eksistensinya" atau "seekor burung yang hanya bisa terbang dalam mimpi kita." Didorong oleh semangat penemuan, karya-karyanya menggabungkan yang akrab dengan yang tidak dikenal. Anda dapat melihat representasi dari gerakan hewan hidup ke tubuh imajiner, atau dari gerakan manusia yang diekspresikan melalui tubuh hewan.

Bentang alam
Lansekap adalah hasil terkecil untuk seni Tagore. Setelah ia mengembangkan kecintaannya pada lukisan, Tagore menggambarkan dunia yang kelihatan di sekitarnya "sebagai prosesi bentuk yang luas." Sebagai seorang anak, ia menghabiskan berjam-jam mengamati bentuk-bentuk alam dari jendelanya. Dia memperoleh rasa persahabatan dan dukungan dalam percakapan diam-diam yang dia miliki dengan alam. Dia biasanya bangun pagi, sebelum matahari terbit, dan mengagumi langit yang terbungkus senja pagi. Bentang alam yang dilukis oleh Tagore muncul dari cinta bawaan ini. Sebagian besar pemandangan yang dilukisnya menunjukkan alam bermandikan cahaya malam, langit dan bentuk membeku menjadi siluet yang tidak menyenangkan. Bentang alamnya memunculkan misteri dan rasa gelisah dan diam.

Tokoh dan Adegan Drama
Tagore tidak menyebutkan nama lukisannya, tetapi dengan meninggalkannya tanpa judul, ia membebaskannya dari batas imajinasi sastra. Dia berharap para pemirsanya membaca lukisan dengan cara mereka sendiri dan mengagumi mereka dengan cara masing-masing. Bagian lukisannya ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya di teater dan sebagai penulis naskah. Animasi, kostum, furnitur, dan warna yang digunakan tidak menyarankan aktivitas kehidupan sehari-hari tetapi dihiasi dengan motif dramatis. Ketika dilihat dalam kelompok, lukisan-lukisan ini seperti teater tanpa kata.

Wajah dan Karakter Manusia
Wajah manusia adalah konstanta yang menonjol dalam karya seninya dan berbicara tentang minatnya yang abadi pada kepribadian manusia. Sebagai penulis, Tagore mengaitkan penampilan manusia dengan emosi dan esensi. Ia menemukan peluang yang sama sebagai pelukis. Wajahnya yang dilukis berbicara tentang pengalaman manusia yang luas dan emosi manusia intrinsik. Wajahnya berbicara tentang berbagai suasana hati: misterius, merenung, dramatis, dan romantis; dari keheranan, ketakutan, dan melancholia. Sebagian besar wanita yang ia lukis diperlihatkan menutupi tangan dan tubuh mereka di bawah lipatan kerudung atau sari mereka yang menandakan keberadaan perempuan Bengali yang tertutup pada masanya. Mata mereka menunjukkan kesedihan, dan bayangan gelap di belakang wajah mereka menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk mengekspresikan diri.



Tinggalkan Komentar Anda